BUDIDAYA
KEDELAI
(Glycine max L.)
PENDAHULUAN
Kacang
kedelai yang diolah menjadi tepung kedelai secara garis besar dapat dibagi
menjadi 2 kelompok manfaat utama, yaitu: olahan dalam bentuk protein kedelai
dan minyak kedelai. Dalam bentuk protein kedelai dapat digunakan sebagai bahan
industri makanan yang diolah menjadi: susu, vetsin, kue - kue, permen dan
daging nabati serta sebagai bahan industri bukan makanan seperti : kertas, cat
cair, tinta cetak dan tekstil.
Sedangkan
olahan dalam bentuk minyak kedelai digunakan sebagai bahan industri makanan dan
non makanan. Industri makanan dari minyak kedelai yang digunakan sebagai bahan
industri makanan berbentuk gliserida sebagai bahan untuk pembuatan minyak
goreng, margarin dan bahan lemak lainnya. Sedangkan dalam bentuk lecithin
dibuat antara lain: margarin, kue, tinta, kosmetika, insectisida dan farmasi.
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap
tahun selalu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perbaikan
pendapatan perkapita. Oleh karena itu, diperlukan suplai kedelai tambahan yang
harus diimpor karena produksi dalam negeri belum dapat mencukupi kebutuhan
tersebut. Lahan budidaya kedelai pun diperluas dan produktivitasnya
ditingkatkan. Untuk pencapaian usaha tersebut, diperlukan pengenalan mengenai
tanaman kedelai yang lebih mendalam.
KEDELAI
(Glycine max L.)
A.
SEJARAH
SINGKAT
Kedelai
merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine
ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita
kenal sekarang (Glycine max (L) Merril). Berasal dari daerah Manshukuo
(Cina Utara). Di Indonesia, yang dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman
makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari
daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria: Jepang (Asia Timur) dan ke negara-negara
lain di Amerika dan Afrika.
B.
MANFAAT
TANAMAN
Kacang
kedelai yang diolah menjadi tepung kedelai secara garis besar dapat dibagi
menjadi 2 kelompok manfaat utama, yaitu: olahan dalam bentuk protein kedelai
dan minyak kedelai. Dalam bentuk protein kedelai dapat digunakan sebagai bahan
industri makanan yang diolah menjadi: susu, vetsin, kue-kue, permen dan daging
nabati serta sebagai bahan industri bukan makanan seperti: kertas, cat cair,
tinta cetak dan tekstil.
Sedangkan
olahan dalam bentuk minyak kedelai digunakan sebagai bahan industri makanan dan
non makanan. Industri makanan dari minyak kedelai yang digunakan sebagai bahan
industri makanan berbentuk gliserida sebagai bahan untuk pembuatan minyak
goreng, margarin dan bahan lemak lainnya. Sedangkan dalam bentuk lecithin
dibuat antara lain: margarin, kue, tinta, kosmetika, insectisida dan farmasi.

C.
SYARAT
TUMBUH
Beberapa
bentuk permasalahan iklim yang umum terjadi di suatu daerah diantaranya ialah:
1.
Hujan Tipuan atau ’False
Rain’. Hujan tipuan ialah hujan yang hanya terjadi satu atau dua hari pada
bulan awal musim hujan dan kemudian diikuti oleh hari tidak hujan selama
beberapa hari sehingga dapat mengagalkan kembali tanaman yang sudah ditanam.
2.
Hujan ekstrim tinggi
pada puncak musim hujan. Terjadinya hujan ekstrim (tinggi hujan jauh di atas
normal) pada musim hujan dapat menimbulkan banjir dan menghanyutkan atau
menggagalkan tanaman.
3.
Jeda Musim atau Season
Break. Jeda musim ialah suatu masalah dimana pada musim hujan terjadi hari
tidak hujan selama beberapa hari berturut-turut sehingga dapat menurunkan hasil
tanaman.
4.
Musim Hujan Berakhir
Lebih Awal. Pada saat fenomena El Nino berlangsung (lihat buku Modul Dasar I),
pada banyak daerah musim hujan dapat berakhir lebih cepat dari biasanya atau
hujan mendadak hilang pada bulan-bulan berikutnya, sehingga tanaman kedua
terkena kekeringan.
Iklim pada tanaman
kedelai yakni:
a. Tanaman
kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis.
Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman
jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering
lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab.
b. Tanaman
kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400
mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai
membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan.
c. Suhu yang
dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan tetapi suhu optimum
bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan
benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
d. Saat panen
kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan,
karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
D.
PEDOMAN
BUDIDAYA
Dalam penanaman kedelai, yang perlu
diperhatikan adalah pemilihan benih, penyiapan ahan , cara tanam dan
pemeliharaannya.
1. Penyiapan
benih
Sebaiknya
benih yang di gunakan adalah benih bervarietas unggul dan bersertifikat.
Tujuannya untuk menjamin produktivitas yang tinggi.
2. Penyiapan
lahan
Kedelai sangat cocok ditanam di tanah
yang gembur, kaya akan bahan organik, pH tanah antara 5,8-7,0, dan curah hujan
sekitar 100-200 mm/bulan. Kegiatan
penyiapan lahan meliputi pembersihan lahan dari gulma-gulma dan pembajakan
lahan penanaman.
3. Cara
tanam
Sebelum ditanam, sebaiknya benih direndam terlebih dahulu pada air
hangat suam-suam kuku sekitar 5 menit. Kemudian di tanam pada lubang tanam yang
telah di sediakan. Tiap lubang diisi dua biji benih. Jarak tanam yang bisa
digunakan dalam penanaman kedelai yakni 30 cm x 10 cm.
4. Pemeliharaan
Kegiatan
pemeliharaan meliputi :
a.
Penyiraman. Selama
hidupnya tanaman kedelai memerlukan air. Untuk mencegah terjadinya kekeringan
pada musim kemarau sebaiknya tanaman disiran dengan interval 2 kali sehari
yakni pada pagi dan sore hari.
b.
Penyiangan. Agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik, sebaiknya gulma-gulma yang ada di sekitar
tanaman perlu dibersihkan. Pembersihan dapat dilakukan secara manual. Tujuan
lain dari penyiangan ini adalah untuk mencegah perebutan unsur hara dan air
atau zat-zat makanan oleh tanaman dan gulma selain untuk mengoptimalkan cahaya
matahari, dan untukmencegah hama dan penyakit tanaman.
c.
Pemupukan. Pemupukan
bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara dalam tanah dan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman. Sebaiknya pupuk yang digunakan misalnya
pupuk Urea, TSP, KCl atau NPK.
E.
HAMA PENYAKIT TANAMAN KEDELAI
v Hama
1. Hama Perusak
Bibit
a. Lalat Kacang
Lalat kacang merupakan hama penting
pada tanaman kedelai. Hama ini dikenal dengan nama Agromyza phaseoli, Ophiomya
phaseoli, Melanagromyza phaseoli atau Beanfly. Pada umumnya, lalat kacang
menyerang tanaman kedelai muda yang berumur antara 4-14 hari setelah tanam,
baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi.
Gejala kerusakan tanaman akibat
serangan lalat kacang adalah terdapatnya bintik-bintik putih pada keping biji,
daun pertama, atau daun kedua, yakni bekas tusukan alat peletak telur.
b. Penggerek
Pucuk
Penggerek pucuk juga dikenal dengan
nama Agromyza dolichostigma, Melanogromyza dolichostigma dan shoot borer.
Gejala kerusakan tanaman akibat
serangan penggerek pucuk adalah terdapatnya bekas tusukan alat peletak telur
pada permukaan daun bagian atas. Selanjutnya, terdapat lubang gerekan larva
pada daun, tulang daun, tangkai daun dan pucuk daun. Daun pucuk menjadi layu,
mengering, dan mati, kemudian terbentuk banyak cabang baru namun kurang
produktif.
Pengendalian
hama perusak bibit dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: Penanaman
penangkaran benih kedelai secara serempak; sanitasi kebun, roguing tanaman yang
menunjukkan gejala sakit; dan penyemprotan dengan larutan insektisida, bila
intensitas serangan pada tanaman yang berumur kurang dari sepuluh hari mencapai
2% atau lebih.
2. Hama Perusak
Daun

Beberapa jenis hama yang menyerang daun
tanaman kedelai adalah sebagai berikut:
a. Kumbang Daun Kedelai
Kumbang daun
kedelai dikenal dengan nama Phaedonia inclusa; wereng kedelai, dan soybean leaf
beetle. Hama menyerang tanaman sejak tanaman muncul diatas permukaan tanah
hingga panen.
Gejala
kerusakan tanaman akibat serangan hama ini terlihat pada pucuk tanaman, daun,
bunga dan polong. Serangan pada tanaman muda dapat mengakibatkan kematian.
Serangan pada fase selanjutnya, mengakibatkan terganggunya pembentukan bunga,
pembentukan polong, dan pengisian biji sehingga menurunkan kuantitas dan
kualitas biji kedelai.
b. Ulat Grayak
Ulat grayak
dikenal dengan nama Spodoptera litura, Prodenia litura dan Army Worm. Hama ini
dikenal polifag dan menyerang tanaman pada berbagai fase pertumbuhan.
Gejala
kerusakan tanaman akibat serangan ulat ini adalah daun tanaman habis (hanya
tersisa tulang daun), polong muda rusak, atau seluruh tanaman rusak. Gejala
yang nampak tergantung pada jenis tanaman yang diserang dan intensitas serangan
larva muda serta larva dewasa.
c. Ulat Jengkal
Ulat jengkal
juga dikenal dengan nama Plusia chalcites, Green Semilooper atau Uler Kilen.
Hama ini menyerang daun tanaman yang agak tua.
Gejala
kerusakan akibat serangan ulat jengkal adalah kerusakan daun dari arah pinggir.
Serangan berat mengakibatkan kerusakan daun hingga hanya tersisa tulang-tulang
daun.
Pengendalian
hama perusak daun dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai
berikut:
·
Penanaman serentak sehingga periode
vegetatif terjadi secara serempak
·
Pengolahan tanah secara baik untuk
mematikan hama yang berada di dalam tanah
·
Pemusnahan kelompok telur yang
ditemukan
·
Pengamatan dini untuk menentukan
penanggulangan dengan insektisida
·
Batas ambang ekonomi penggunaan
insektisida untuk menanggulangi ulat grayak, ulat jengkal, ulat penggulung
daun, ulat pelipat daun, dan kumbang tanah kuning adalah 58 ekor instar 1 atau
32 ekor instar 2 atau 17 ekor instar 3 per 12 tanaman. Batas ambang ekonomi
penggunaan insektisida untuk menanggulangi kumbang kedelai adalah adanya
intensitas serangan lebih dari 2 % pada umur tanaman 45 hari setelah tanam.
v Penyakit
1. Penyakit karat

·
Gejala
penyakit karat kedelai terjadi bercak-bercak kecil pada daun yang berwarna
coklat kelabu yang lama kelamaan menjadi coklat tua. Penyakit karat ini juga
menyerang tanaman disaat tanaman mulai berbunga.
·
Penyebab
penyakit karat yaitu jamur karat.
·
Pengendaliannya
tanaman yang telah terserang penyakit karat segera dicabut supaya tidak
tertular dengan tanaman lain.
2.
Mosaik
kuning kedelai
·
Penyakit
mosaik kuning pada kedelai pertama kali ditemukan dijawa timur pada tahun 1973
·
Gejala
daun berubah bentuknya menjadi tidak rata. Seringkali tepi daunnya menggulung
kebawah dan juga yang lebih kelihatan pada tanaman yang sakit adalah daun
tanaman yang sakit berwarna kuning dan berbeda dengan daun tanaman yang sehat.
·
Penyebab
disebabkan oleh virus mosaik kuning (soybean
yellow mosaic virus)
·
Pengendalian
tanaman yang tertular daunnya segera dimusnahkan atau dengan menggunakan
varietas yang tahan mosaik kuning kedelai seperti arjuna atau bisa menggunakan
insektisida.
F. PASCA
PANEN DAN PENYIMPANAN HASIL KOMODITI
1.
Upaya
Penanganan Pasca Panen
Persyaratan Mutu
-
Bebas
hama dan penyakit
-
Bebas
dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membahayakan baik secara visual maupun
secara organoleptik
-
Bebas
bau busuk, apek, asam, atau bau asing lainnya.
2. Tahapan Penanganan Pasca Panen
Kegiatan pasca panen merupakan kegiatan
yang saling berkaitan dimulai dari
pemanenan sampai siap diperdagangkan/dikonsumsi. Kegiatan pasca panen yang
perlu mendapat perhatian adalah pada tahapan-tahapan berikut.
v
Pemanenan
(waktu dan cara panen)
Untuk
mendapatkan mutu hasil panen yang baik, panen dilakukan pada tingkat kemasakan
yang tepat. Bila panen terlalu awal (kurang tua) butir kedelai akan keriput. Sedangkan
bila panen terlambat (kelewat matang) butir rusak meningkat atau % susut
menjadi besar.
Faktor-faktor
yang dapat digunakan sebagai indikator dalam penentuan panen yang optimum yaitu
:
-
Umur
tanaman
Umur panen yang
tepat bervariasi bergantung pada varietas komoditas, kondisi tanaman, musim dan
iklim.
-
Kadar
air biji
Pada kondisi
normal, panen dapat dilakukan pada kadar air 20-24%.
-
Kondisi
visual tanaman
Saat panen dapat
ditentukan dengan melihat kondisi visual tanaman, dengan tanda:
·
Daun
telah menguning dan mudah rontok.
·
Polong
biji mongering dan berwarna coklat.
Sebaiknya
panen dilakukan pada saat cuaca cerah/tidak hujan, dengan cara yang baik dan
benar agar biji terhindar dari kerusakan mekanis.
v
Pengeringan
Pengeringan
merupakan cara untuk menurunkan kadar air sesuai dengan tujuan yang diinginkan
yaitu memudahkan proses pembijian atau aman untuk disimpan lama. Hasil panen
kedelai setelah diangkut ketempat penampungan segera dihamparkan, kemudian
lakukan pengeringan dengan dijemur pada sinar matahari atau menggunakan alat
pengering mekanis bila cuaca mendung/hujan terus menerus.
Bila
penjemuran dan pengeringan tidak mungkin dilakukan dengan segera, maka untuk
menghindari kerusakan hamparkan hasil panen setipis mungkin di alas penjemur.
Sebagai pengganti sinar matahari gunakan lampu petromaks, bahan bakar sekam
atau sumber panas yang lain.
Untuk
memudahkan proses pembijian dan mengurangi kerusakan mekanis, lakukan
pengeringan sampai kadar air mencapai ±17%, tandanya yaitu polong mudah pecah
bila ditekan dengan ibu jari.
Segera
setelah pengeringan selesai, lakukan proses pembijian dengan menggunakan
tangan/secara manual atau menggunakan alat mekanik lainnya.
3. Teknologi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan salah satu
kegiatan penting dalam penanganan pasca panen terutama untuk produk musiman dan
mudah rusak seperti kedelai. Tujuan dari penyimpanan adalah untuk menjamin
ketersediaan bahan pangan dengan mutu yang baik.
Tingkat kerusakan dalam penyimpanan
tergantung pada cara penanganan sebelumnya yaitu saat dan cara panen,
pengeringan serta perontokan yang berpengaruh terhadap mutu awal dari bahan
pangan tersebut sebelum disimpan. Bahan yang akan disimpan harus sehat,
mempunyai kadar air yang optimal untuk disimpan, dipanen dengan cara yang baik
agar terhindar dari kerusakan mekanis.
Disamping itu, cara penyimpanan dan
konstruksi ruang simpan juga akan berpengaruh terhadap laju kerusakan biji
akibat adanya perubahan kondisi lingkungan penyimpanan (suhu, kelembaban dan
aerasi udara).
Penyimpanan
Kedelai.
·
Biji
kedelai yang akan disimpan sebaiknya mempunyai daya tumbuh >85% dengan kadar
air 10%. Sedangkan yang hendak dijadikan benih, kadar airnya harus lebih rendah
dari 9%. Karena dengan kadar air <9% daya simpannya bisa lebih lama.
·
Sebelum
disimpan, sortirlah biji kedelai secara manual. Buang biji yang rusak, berubah
warna dan rusak.
·
Usahakan
tempat penyimpanan teduh, kering dan bebas hama penyakit.
·
Cara
penyimpanan kedelai
1.
Penyimpanan
udara bebas (konvensional)
-
Masukkan
biji kedelai yang telah bersih/telah disortir ke dalam wadah yang bersih, bebas
hama penyakit, tidak bocor serta dapat ditutup rapat.
-
Wadah
yang digunakan dapat berupa karung goni/plastic.
-
Tumpuk
karung yang telah berisi biji kedelai didalam gudang, yang sebelumnya lantai
gudang dilandasi dulu dengan balok kayu/papan kayu. Hal ini untuk mencegah
kontak langsung antara karung dengan lantai, sehingga biji kedelai tidak lembab
dan sirkulasi udara lancar.
2.
Penyimpanan
kedap udara
·
Menggunakan
kaleng, caranya :
-
Sediakan
kaleng bekas yang bersih dan kering.
-
Masukkan
abu sekam kering ±10% dari isi kaleng, beri kertas merang diatasnya.
-
Kemudian
masukkan benih kedelai diatas kertas merang ±80% dari isi kaleng, tutuplah
diatasnya dengan kertas merang dan masukkan abu sekam kering ± 10% diatas
kertas merang.
-
Tutuplah
kaleng tersebut dengan rapat, kemudian tepi kaleng diberi paraffin cair.
-
Letakkan
kaleng yang telah terisi benih tersebut diatas alas kayu agar benih tidak
lembab.
·
Menggunakan
kanyong plastik, caranya :
-
Masukkan
benih yang telah bersih dan kering dalam plastik tebal ±0,2 mm. Ukuran plastik
memuat 20 kg/koli.
-
Lapisi
kantong plastic tersebut dengan karung plastic disebelah luarnya.
-
Ikat
kuat kantong plastic tersebut dengan tali rafia/diseal dan karung plastic
disebelah luarnya dijahit dengan rapi.
-
Benih
yang telah dikemas tersebut disimpan diruangan yang kering-AC.
G. PEMASARAN
Kedelai
termasuk tanaman yang pemasarannya tersebar luas di jaringan pemasaran dan
konsumen kedelai yang mengakibatkan harga komoditas ini cukup tinggi dan
relatif stabil. Kedelai sebagai hasil primer memiliki beberapa sifat yang
menguntungkan sebagai bahan perdagangan yaitu tidak mudah rusak dalam
penyimpanan jangka panjang, tidak perlu pengepakan khusus, skala permintaannya
dari sangat kecil hingga sangat besar sehingga pemasarannya sangat efektif dan
lain – lain.
Sifat
– sifat kedelai ini yang menyebabkan kedelai cocok untuk dijadikan komoditas
tanpa harus terhalang oleh lokasi dan waktu. Ini berarti bahwa ditinjau dari
segi perdagangan dan ekonomi kedelai dapat diproduksi dimana saja. Hal ini
mengisyaratkan kedelai tidak harus diproduksi di jawa yang merupakan pusat konsumennya.
Pemasaran
kedelai pada umumnya dinilai cukup efisien karena rantai pemasarannya pendek.
Pemasarannya adalah meliputi petani, pedagang setempat, pedagang besar,
penyalur, pengecer dan ke pengrajin tahu tempe. Rantai pemasaran yang seperti
ini hanya belaku bila kedelai diproduksi diluar daerah konsumennya. Pada daerah
yang produksi kedelainya sudah berada di
daerah konsumen atau iru sendiri rantai pemasaranya jauh lebih pendek.
Pengrajin tempe dan tahu bisa langsung dibeli dari petani, pedagang pengumpul
atau padagang besar setempat.
Bagi
petani didaerah seperti di Jawa Barat, Bali, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat,
petani menjual produk mereka secara lokal; sedangkan di Jawa Tengah dan Jawa
Timur, beberapa transaksi terjadi di tempat pembeli.
Harga
jual yang diterima berkisar antar 90 – 95% hingga akhir berdasarkan pada harga
kedelai eceran dipasar atau harga yang harus dibayar pengrajin tahu tempe.
Harga kedelai yang berasal dari produksi dalam negeri jauh lebih mahal dibandingkan harga kedelai
internasional.
Walaupun
kelihatannya selisih harga sangat menguntungkan petani kedelai di indonesia namun
tidaklah demikian. Biaya produksi di indonesia jauh lebih tinggi dari pada di
amerika serikat dan produktivitasnya lebih rendah dengan resiko kegagalan yang
tinggi. Perbedaan harga kedelai nasional dengan harga internasional tentu saja
menguntungkan importir. Keadaan yang pincang ini kurang memberikan iklim yang
mendukung usaha swasembada kedelai nasional. Kurangnya produksi nasional dewasa
ini telah mendorong terjadinya impor.
H. PENGEMASAN
Pengemasan dengan karung harus
mempunyai persyaratan bersih dan dijahit mulutnya, berat netto maksimum 75 kg
dan tahan mengalami “handling” baik waktu pemuatan maupun pembongkaran.
Di bagian luar karung (kecuali dalam
bentuk curah) ditulis dengan bahan yang aman yang tidak luntur dan jelas terbaca
antara lain:
a. Produksi
Indonesia
b. Daerah asal
produksi.
c. Nama dan
mutu barang.
d. Nama
perusahaan /pengekspor.
e. Berat bruto.
f. Berat netto.
g. Nomor
karung.
h. Tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Musaddad A. (1990). Pengembangan Kedelai Potensi Kendala
dan Peluang. Bogor. Risalah lokakarya.
Capricorn Indo Consult. (1998). Studi Tentang
Agroindustri dan Pemasaran JAGUNG & KEDELAI di Indonesia.
AAK. (1989). Kedelai. Yogyakarta. Kanisius.
Pasaribu, Askip. (1995). Respon Tanaman Kedelai
(Glycine max) terhadap Herbisida dan Inokulasi Beberapa Strain Bradyrhizobium
japonicum. Jurnal Penelitian Pertanian, 14 (3): 128-136
Semangun H. (1990). Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan
di Indonesia
Kartaatmadja S. (2001). Teknologi Pasca Panen dan
Penyimpanan Hasil Komoditas Pangan.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/budidaya_tanaman_kedelai.pdf Kamis, 25-10-2012 ; 09.13
http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/penyiapan-lahan-tanaman-kedelai Sabtu, 27-10-2012 ; 11.26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar