Ya'ahowu

Rabu, 24 Juli 2013

Budidaya Kedelai



BUDIDAYA KEDELAI
(Glycine max L.)

  
PENDAHULUAN

Kacang kedelai yang diolah menjadi tepung kedelai secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelompok manfaat utama, yaitu: olahan dalam bentuk protein kedelai dan minyak kedelai. Dalam bentuk protein kedelai dapat digunakan sebagai bahan industri makanan yang diolah menjadi: susu, vetsin, kue - kue, permen dan daging nabati serta sebagai bahan industri bukan makanan seperti : kertas, cat cair, tinta cetak dan tekstil.
Sedangkan olahan dalam bentuk minyak kedelai digunakan sebagai bahan industri makanan dan non makanan. Industri makanan dari minyak kedelai yang digunakan sebagai bahan industri makanan berbentuk gliserida sebagai bahan untuk pembuatan minyak goreng, margarin dan bahan lemak lainnya. Sedangkan dalam bentuk lecithin dibuat antara lain: margarin, kue, tinta, kosmetika, insectisida dan farmasi.
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan perkapita. Oleh karena itu, diperlukan suplai kedelai tambahan yang harus diimpor karena produksi dalam negeri belum dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Lahan budidaya kedelai pun diperluas dan produktivitasnya ditingkatkan. Untuk pencapaian usaha tersebut, diperlukan pengenalan mengenai tanaman kedelai yang lebih mendalam.



KEDELAI (Glycine max L.)

A.    SEJARAH SINGKAT
Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine max (L) Merril). Berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia, yang dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria: Jepang (Asia Timur) dan ke negara-negara lain di Amerika dan Afrika.

B.     MANFAAT TANAMAN
Kacang kedelai yang diolah menjadi tepung kedelai secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelompok manfaat utama, yaitu: olahan dalam bentuk protein kedelai dan minyak kedelai. Dalam bentuk protein kedelai dapat digunakan sebagai bahan industri makanan yang diolah menjadi: susu, vetsin, kue-kue, permen dan daging nabati serta sebagai bahan industri bukan makanan seperti: kertas, cat cair, tinta cetak dan tekstil.
Sedangkan olahan dalam bentuk minyak kedelai digunakan sebagai bahan industri makanan dan non makanan. Industri makanan dari minyak kedelai yang digunakan sebagai bahan industri makanan berbentuk gliserida sebagai bahan untuk pembuatan minyak goreng, margarin dan bahan lemak lainnya. Sedangkan dalam bentuk lecithin dibuat antara lain: margarin, kue, tinta, kosmetika, insectisida dan farmasi.













C.    SYARAT TUMBUH
Beberapa bentuk permasalahan iklim yang umum terjadi di suatu daerah diantaranya ialah:
1.      Hujan Tipuan atau ’False Rain’. Hujan tipuan ialah hujan yang hanya terjadi satu atau dua hari pada bulan awal musim hujan dan kemudian diikuti oleh hari tidak hujan selama beberapa hari sehingga dapat mengagalkan kembali tanaman yang sudah ditanam.
2.      Hujan ekstrim tinggi pada puncak musim hujan. Terjadinya hujan ekstrim (tinggi hujan jauh di atas normal) pada musim hujan dapat menimbulkan banjir dan menghanyutkan atau menggagalkan tanaman.
3.      Jeda Musim atau Season Break. Jeda musim ialah suatu masalah dimana pada musim hujan terjadi hari tidak hujan selama beberapa hari berturut-turut sehingga dapat menurunkan hasil tanaman.
4.      Musim Hujan Berakhir Lebih Awal. Pada saat fenomena El Nino berlangsung (lihat buku Modul Dasar I), pada banyak daerah musim hujan dapat berakhir lebih cepat dari biasanya atau hujan mendadak hilang pada bulan-bulan berikutnya, sehingga tanaman kedua terkena kekeringan.

Iklim pada tanaman kedelai yakni:
a.       Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab.
b.      Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan.
c.       Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
d.      Saat panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.

D.    PEDOMAN BUDIDAYA
Dalam penanaman kedelai, yang perlu diperhatikan adalah pemilihan benih, penyiapan ahan , cara tanam dan pemeliharaannya.
1.      Penyiapan benih
Sebaiknya benih yang di gunakan adalah benih bervarietas unggul dan bersertifikat. Tujuannya untuk menjamin produktivitas yang tinggi.
2.      Penyiapan lahan
Kedelai sangat cocok ditanam di tanah yang gembur, kaya akan bahan organik, pH tanah antara 5,8-7,0, dan curah hujan sekitar  100-200 mm/bulan. Kegiatan penyiapan lahan meliputi pembersihan lahan dari gulma-gulma dan pembajakan lahan penanaman.
3.      Cara tanam
Sebelum ditanam, sebaiknya  benih direndam terlebih dahulu pada air hangat suam-suam kuku sekitar 5 menit. Kemudian di tanam pada lubang tanam yang telah di sediakan. Tiap lubang diisi dua biji benih. Jarak tanam yang bisa digunakan dalam penanaman kedelai yakni 30 cm x 10 cm.
4.      Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan meliputi :
a.       Penyiraman. Selama hidupnya tanaman kedelai memerlukan air. Untuk mencegah terjadinya kekeringan pada musim kemarau sebaiknya tanaman disiran dengan interval 2 kali sehari yakni pada pagi dan sore hari.
b.      Penyiangan. Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, sebaiknya gulma-gulma yang ada di sekitar tanaman perlu dibersihkan. Pembersihan dapat dilakukan secara manual. Tujuan lain dari penyiangan ini adalah untuk mencegah perebutan unsur hara dan air atau zat-zat makanan oleh tanaman dan gulma selain untuk mengoptimalkan cahaya matahari, dan untukmencegah hama dan penyakit tanaman.
c.       Pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara dalam tanah dan untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Sebaiknya pupuk yang digunakan misalnya pupuk Urea, TSP, KCl atau NPK.

E.     HAMA PENYAKIT TANAMAN KEDELAI

v  Hama
1.      Hama Perusak Bibit
a.       Lalat Kacang
Lalat kacang merupakan hama penting pada tanaman kedelai. Hama ini dikenal dengan nama Agromyza phaseoli, Ophiomya phaseoli, Melanagromyza phaseoli atau Beanfly. Pada umumnya, lalat kacang menyerang tanaman kedelai muda yang berumur antara 4-14 hari setelah tanam, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan lalat kacang adalah terdapatnya bintik-bintik putih pada keping biji, daun pertama, atau daun kedua, yakni bekas tusukan alat peletak telur.
b.      Penggerek Pucuk
Penggerek pucuk juga dikenal dengan nama Agromyza dolichostigma, Melanogromyza dolichostigma dan shoot borer.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penggerek pucuk adalah terdapatnya bekas tusukan alat peletak telur pada permukaan daun bagian atas. Selanjutnya, terdapat lubang gerekan larva pada daun, tulang daun, tangkai daun dan pucuk daun. Daun pucuk menjadi layu, mengering, dan mati, kemudian terbentuk banyak cabang baru namun kurang produktif.
Pengendalian hama perusak bibit dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: Penanaman penangkaran benih kedelai secara serempak; sanitasi kebun, roguing tanaman yang menunjukkan gejala sakit; dan penyemprotan dengan larutan insektisida, bila intensitas serangan pada tanaman yang berumur kurang dari sepuluh hari mencapai 2% atau lebih.

2.      Hama Perusak Daun
Description: http://cybex.deptan.go.id/files/Kumbang%20Daun%20Kedele%20%28Phaedonia%20Inclusa%29.jpg
Beberapa jenis hama yang menyerang daun tanaman kedelai adalah sebagai berikut:
a.       Kumbang Daun Kedelai
Kumbang daun kedelai dikenal dengan nama Phaedonia inclusa; wereng kedelai, dan soybean leaf beetle. Hama menyerang tanaman sejak tanaman muncul diatas permukaan tanah hingga panen.

Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini terlihat pada pucuk tanaman, daun, bunga dan polong. Serangan pada tanaman muda dapat mengakibatkan kematian. Serangan pada fase selanjutnya, mengakibatkan terganggunya pembentukan bunga, pembentukan polong, dan pengisian biji sehingga menurunkan kuantitas dan kualitas biji kedelai.
b.      Ulat Grayak
Ulat grayak dikenal dengan nama Spodoptera litura, Prodenia litura dan Army Worm. Hama ini dikenal polifag dan menyerang tanaman pada berbagai fase pertumbuhan.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan ulat ini adalah daun tanaman habis (hanya tersisa tulang daun), polong muda rusak, atau seluruh tanaman rusak. Gejala yang nampak tergantung pada jenis tanaman yang diserang dan intensitas serangan larva muda serta larva dewasa.
c.       Ulat Jengkal
Ulat jengkal juga dikenal dengan nama Plusia chalcites, Green Semilooper atau Uler Kilen. Hama ini menyerang daun tanaman yang agak tua.

Gejala kerusakan akibat serangan ulat jengkal adalah kerusakan daun dari arah pinggir. Serangan berat mengakibatkan kerusakan daun hingga hanya tersisa tulang-tulang daun.
Pengendalian hama perusak daun dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut:
·         Penanaman serentak sehingga periode vegetatif terjadi secara serempak
·         Pengolahan tanah secara baik untuk mematikan hama yang berada di dalam tanah
·         Pemusnahan kelompok telur yang ditemukan
·         Pengamatan dini untuk menentukan penanggulangan dengan insektisida
·         Batas ambang ekonomi penggunaan insektisida untuk menanggulangi ulat grayak, ulat jengkal, ulat penggulung daun, ulat pelipat daun, dan kumbang tanah kuning adalah 58 ekor instar 1 atau 32 ekor instar 2 atau 17 ekor instar 3 per 12 tanaman. Batas ambang ekonomi penggunaan insektisida untuk menanggulangi kumbang kedelai adalah adanya intensitas serangan lebih dari 2 % pada umur tanaman 45 hari setelah tanam.

v  Penyakit
1.      Penyakit karat
Description: https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRvmd9mga1SfeTlqiqvODCz4b-aPuPL2tj_cGDEt8CsO0pH6aBd-YPcz98

·         Gejala penyakit karat kedelai terjadi bercak-bercak kecil pada daun yang berwarna coklat kelabu yang lama kelamaan menjadi coklat tua. Penyakit karat ini juga menyerang tanaman disaat tanaman mulai berbunga.
·         Penyebab penyakit karat yaitu jamur karat.
·         Pengendaliannya tanaman yang telah terserang penyakit karat segera dicabut supaya tidak tertular dengan tanaman lain.


2.      Mosaik kuning kedelai
·         Penyakit mosaik kuning pada kedelai pertama kali ditemukan dijawa timur pada tahun 1973
·         Gejala daun berubah bentuknya menjadi tidak rata. Seringkali tepi daunnya menggulung kebawah dan juga yang lebih kelihatan pada tanaman yang sakit adalah daun tanaman yang sakit berwarna kuning dan berbeda dengan daun tanaman yang sehat.
·         Penyebab disebabkan oleh virus mosaik kuning (soybean yellow mosaic virus)
·         Pengendalian tanaman yang tertular daunnya segera dimusnahkan atau dengan menggunakan varietas yang tahan mosaik kuning kedelai seperti arjuna atau bisa menggunakan insektisida.



F.     PASCA PANEN DAN PENYIMPANAN HASIL KOMODITI

1.      Upaya Penanganan Pasca Panen
Persyaratan Mutu
-          Bebas hama dan penyakit
-          Bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membahayakan baik secara visual maupun secara organoleptik
-          Bebas bau busuk, apek, asam, atau bau asing lainnya.

2.      Tahapan Penanganan Pasca Panen
Kegiatan pasca panen merupakan kegiatan yang  saling berkaitan dimulai dari pemanenan sampai siap diperdagangkan/dikonsumsi. Kegiatan pasca panen yang perlu mendapat perhatian adalah pada tahapan-tahapan berikut.
v  Pemanenan (waktu dan cara panen)
Untuk mendapatkan mutu hasil panen yang baik, panen dilakukan pada tingkat kemasakan yang tepat. Bila panen terlalu awal (kurang tua) butir kedelai akan keriput. Sedangkan bila panen terlambat (kelewat matang) butir rusak meningkat atau % susut menjadi besar.
Faktor-faktor yang dapat digunakan sebagai indikator dalam penentuan panen yang optimum yaitu :
-          Umur tanaman
Umur panen yang tepat bervariasi bergantung pada varietas komoditas, kondisi tanaman, musim dan iklim.
-          Kadar air biji
Pada kondisi normal, panen dapat dilakukan pada kadar air 20-24%.
-          Kondisi visual tanaman
Saat panen dapat ditentukan dengan melihat kondisi visual tanaman, dengan tanda:

·         Daun telah menguning dan mudah rontok.
·         Polong biji mongering dan berwarna coklat.

Sebaiknya panen dilakukan pada saat cuaca cerah/tidak hujan, dengan cara yang baik dan benar agar biji terhindar dari kerusakan mekanis.

v  Pengeringan
Pengeringan merupakan cara untuk menurunkan kadar air sesuai dengan tujuan yang diinginkan yaitu memudahkan proses pembijian atau aman untuk disimpan lama. Hasil panen kedelai setelah diangkut ketempat penampungan segera dihamparkan, kemudian lakukan pengeringan dengan dijemur pada sinar matahari atau menggunakan alat pengering mekanis bila cuaca mendung/hujan terus menerus.
Bila penjemuran dan pengeringan tidak mungkin dilakukan dengan segera, maka untuk menghindari kerusakan hamparkan hasil panen setipis mungkin di alas penjemur. Sebagai pengganti sinar matahari gunakan lampu petromaks, bahan bakar sekam atau sumber panas yang lain.
Untuk memudahkan proses pembijian dan mengurangi kerusakan mekanis, lakukan pengeringan sampai kadar air mencapai ±17%, tandanya yaitu polong mudah pecah bila ditekan dengan ibu jari.
Segera setelah pengeringan selesai, lakukan proses pembijian dengan menggunakan tangan/secara manual atau menggunakan alat mekanik lainnya.


3.      Teknologi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan salah satu kegiatan penting dalam penanganan pasca panen terutama untuk produk musiman dan mudah rusak seperti kedelai. Tujuan dari penyimpanan adalah untuk menjamin ketersediaan bahan pangan dengan mutu yang baik.
Tingkat kerusakan dalam penyimpanan tergantung pada cara penanganan sebelumnya yaitu saat dan cara panen, pengeringan serta perontokan yang berpengaruh terhadap mutu awal dari bahan pangan tersebut sebelum disimpan. Bahan yang akan disimpan harus sehat, mempunyai kadar air yang optimal untuk disimpan, dipanen dengan cara yang baik agar terhindar dari kerusakan mekanis.
Disamping itu, cara penyimpanan dan konstruksi ruang simpan juga akan berpengaruh terhadap laju kerusakan biji akibat adanya perubahan kondisi lingkungan penyimpanan (suhu, kelembaban dan aerasi udara).
Penyimpanan Kedelai.
·         Biji kedelai yang akan disimpan sebaiknya mempunyai daya tumbuh >85% dengan kadar air 10%. Sedangkan yang hendak dijadikan benih, kadar airnya harus lebih rendah dari 9%. Karena dengan kadar air <9% daya simpannya bisa lebih lama.

·         Sebelum disimpan, sortirlah biji kedelai secara manual. Buang biji yang rusak, berubah warna dan rusak.
·         Usahakan tempat penyimpanan teduh, kering dan bebas hama penyakit.
·         Cara penyimpanan kedelai
1.      Penyimpanan udara bebas (konvensional)
-          Masukkan biji kedelai yang telah bersih/telah disortir ke dalam wadah yang bersih, bebas hama penyakit, tidak bocor serta dapat ditutup rapat.
-          Wadah yang digunakan dapat berupa karung goni/plastic.
-          Tumpuk karung yang telah berisi biji kedelai didalam gudang, yang sebelumnya lantai gudang dilandasi dulu dengan balok kayu/papan kayu. Hal ini untuk mencegah kontak langsung antara karung dengan lantai, sehingga biji kedelai tidak lembab dan sirkulasi udara lancar.

2.      Penyimpanan kedap udara
·         Menggunakan kaleng, caranya :
-          Sediakan kaleng bekas yang bersih dan kering.
-          Masukkan abu sekam kering ±10% dari isi kaleng, beri kertas merang diatasnya.
-          Kemudian masukkan benih kedelai diatas kertas merang ±80% dari isi kaleng, tutuplah diatasnya dengan kertas merang dan masukkan abu sekam kering ± 10% diatas kertas merang.
-          Tutuplah kaleng tersebut dengan rapat, kemudian tepi kaleng diberi paraffin cair.
-          Letakkan kaleng yang telah terisi benih tersebut diatas alas kayu agar benih tidak lembab.
·         Menggunakan kanyong plastik, caranya :
-          Masukkan benih yang telah bersih dan kering dalam plastik tebal ±0,2 mm. Ukuran plastik memuat 20 kg/koli.
-          Lapisi kantong plastic tersebut dengan karung plastic disebelah luarnya.
-          Ikat kuat kantong plastic tersebut dengan tali rafia/diseal dan karung plastic disebelah luarnya dijahit dengan rapi.
-          Benih yang telah dikemas tersebut disimpan diruangan yang kering-AC.


G.    PEMASARAN
Kedelai termasuk tanaman yang pemasarannya tersebar luas di jaringan pemasaran dan konsumen kedelai yang mengakibatkan harga komoditas ini cukup tinggi dan relatif stabil. Kedelai sebagai hasil primer memiliki beberapa sifat yang menguntungkan sebagai bahan perdagangan yaitu tidak mudah rusak dalam penyimpanan jangka panjang, tidak perlu pengepakan khusus, skala permintaannya dari sangat kecil hingga sangat besar sehingga pemasarannya sangat efektif dan lain – lain.
Sifat – sifat kedelai ini yang menyebabkan kedelai cocok untuk dijadikan komoditas tanpa harus terhalang oleh lokasi dan waktu. Ini berarti bahwa ditinjau dari segi perdagangan dan ekonomi kedelai dapat diproduksi dimana saja. Hal ini mengisyaratkan kedelai tidak harus diproduksi di jawa yang merupakan pusat  konsumennya.
Pemasaran kedelai pada umumnya dinilai cukup efisien karena rantai pemasarannya pendek. Pemasarannya adalah meliputi petani, pedagang setempat, pedagang besar, penyalur, pengecer dan ke pengrajin tahu tempe. Rantai pemasaran yang seperti ini hanya belaku bila kedelai diproduksi diluar daerah konsumennya. Pada daerah yang produksi kedelainya  sudah berada di daerah konsumen atau iru sendiri rantai pemasaranya jauh lebih pendek. Pengrajin tempe dan tahu bisa langsung dibeli dari petani, pedagang pengumpul atau padagang besar setempat.
Bagi petani didaerah seperti di Jawa Barat, Bali, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat, petani menjual produk mereka secara lokal; sedangkan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, beberapa transaksi terjadi di tempat pembeli.
Harga jual yang diterima berkisar antar 90 – 95% hingga akhir berdasarkan pada harga kedelai eceran dipasar atau harga yang harus dibayar pengrajin tahu tempe. Harga kedelai yang berasal dari produksi dalam negeri jauh  lebih mahal dibandingkan harga kedelai internasional.
Walaupun kelihatannya selisih harga sangat menguntungkan petani kedelai di indonesia namun tidaklah demikian. Biaya produksi di indonesia jauh lebih tinggi dari pada di amerika serikat dan produktivitasnya lebih rendah dengan resiko kegagalan yang tinggi. Perbedaan harga kedelai nasional dengan harga internasional tentu saja menguntungkan importir. Keadaan yang pincang ini kurang memberikan iklim yang mendukung usaha swasembada kedelai nasional. Kurangnya produksi nasional dewasa ini telah mendorong terjadinya impor.

H.    PENGEMASAN
Pengemasan dengan karung harus mempunyai persyaratan bersih dan dijahit mulutnya, berat netto maksimum 75 kg dan tahan mengalami “handling” baik waktu pemuatan maupun pembongkaran.
Di bagian luar karung (kecuali dalam bentuk curah) ditulis dengan bahan yang aman yang tidak luntur dan jelas terbaca antara lain:
a.       Produksi Indonesia
b.      Daerah asal produksi.
c.       Nama dan mutu barang.
d.      Nama perusahaan /pengekspor.
e.       Berat bruto.
f.       Berat netto.
g.      Nomor karung.
h.      Tujuan.



DAFTAR PUSTAKA

Musaddad A. (1990). Pengembangan Kedelai Potensi Kendala dan Peluang. Bogor. Risalah lokakarya.

Capricorn Indo Consult. (1998). Studi Tentang Agroindustri dan Pemasaran JAGUNG & KEDELAI di Indonesia.

AAK. (1989). Kedelai. Yogyakarta. Kanisius.

Pasaribu, Askip. (1995). Respon Tanaman Kedelai (Glycine max) terhadap Herbisida dan Inokulasi Beberapa Strain Bradyrhizobium japonicum. Jurnal Penelitian Pertanian, 14 (3): 128-136

Semangun H. (1990). Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia

Kartaatmadja S. (2001). Teknologi Pasca Panen dan Penyimpanan Hasil Komoditas Pangan.


Tidak ada komentar: